badge

Saturday 19 September 2015

Perjalanan Laporan Akhir Tahun SM-3T | Edisi Malang-Surabaya (Bagian II)



Lanjutan dari tautan sebelumnya klik disini , Minggu, 13 September 2015 melanjutkan Finishing laporan diawali dengan print, kemudian ke percetakan untuk jilid soft cover dan diakhiri burning.
Burning Laporan 

Lega sekali rasanya laporan sudah selesai, rasanya beban mulai berkurang walau didalamnya hanya sepenggal yang saya laporkan terutama dalam cerita menarik. Banyak cerita yang ingin saya tuliskan dalam laporan tersebut tapi karena kendala waktu dan kondisi ya sudah lain kali saya ceritakan di blog ini secara lengkapnya.

Karena laporan udah selesai, perlu dirayakan yaitu jalan-jalan. Selama tugas di Papua Barat, jarang sekali pergi shopping terutama pakaian. selama di Sorong hanya 3 kali beli baju .



omah mode malang 
Mendengar diskon 70% di Omah Mode Jl. Suropati, Klojen, Kota Malang, siapa sih yang gak kalap, apalagi baju disana dari brended ternama. 
Beli jens, kemeca dan jaket. huaaaaa saya kalap mata dan bikin kempes dompet. Kalau jalan-jalan sama Mas Yanuar pasti bikin kalap mata, apalagi dia juga ikutan kalap hahahhah

Ruangan tidak terlalu luas tapi saya menghabiskan hampir 2 jam di tempat ini karena bingung milih. Ada Jens yang saya ingin beli, karena ukuran tidak pas akhirnya saya urungkan niat, terlebih dapat ejekan dari mas yanu untuk kecilin berat badan. Memang selama di Raja Ampat, saya mengalami kenaikan berat badan hingga 8 Kg dan saat ini sudah turun 5 Kg.

Selesai berbelanja, kami melanjutkan untuk makan siang dan mampir di Burger Buto. Niatnya ingin makan burger yang ada sayur eh....kami salah pesan dan burgernya berisi keju dan daging saja dengan tarif 26 ribu, minuman es teh 4 ribu dan buser 7 ribu
Burger Keju
ditempat ini ramai sekali, banyak pengunjung yang berdatangan tapi sayang sekali tempat ini sumpek, tidak ada kipas angin terutama ada beberapa yang merokok jadi terkesan pengap terlebih tempat duduk saling berdekatan antar meja atu dengan meja yang lain.

Selesai makan, kami melanjutkan ke keledai mie tomcat untuk mengambil tas, dan bersiap ke Surabaya. Sebelum berangkat Mbak Yayuk membuatkan mie, akhirnya makan lagi walau perut sudah terasa penuh tapi dapet rejeki ya Alhamdulillah.

Jam 4 sore saya melanjutkan perjalanan saya menuju Kota Surabaya dengan menaiki Bus dari terminal Anjosari, Mulai perjalanan di Fly Over di dekat terminal terlihat kemacetan yang luar biasa. Banyak wisata dari luar kota yang memilih menghabiskan weekend di Malang. Kalau di Jawa Barat destination utama weekend adalah Bandung, di jawa Timur adalah Malang.

Macetnya gak ketulungan...jalanan macet parah hingga jam 7 malam, saya masih sampai di area Sampoerna Pasuruhan. Jalanan menuju Malang sangat lancar dan ini kebalikan dari jalan ke arah Surabaya.

Saya tidak membawa bekal, airpun juga tidak bawa padahal malam itu saya kelaparan dan kehausan. Dekat jalan arteri di Pasuruhan baru ada pedagang asongan. Alhamdulillah sedikit bisa ganjal perut walau dengan air putih saja :-)

Setelah masuk tol Porong-Surabaya, jalanan kembali normal semula dan tiba di Terminal Bungurasih pukul 20.00 WIB dan lanjut menaiki bus kota ke tempat saudara yang berada di Jagir.







Setelah sampai di rumah, Alhamdulillah di suguhkan nasi goreng dan lanjut cuci baju karena semua baju kotor lalu istirahat dan tidur untuk persiapan besok menggumpulkan laporan

SURABAYA 

Senin, 14 September 2015 , saya berangkat ke gedung PPG pukul 8.00 WIB dari Jagir menuju Kampus UNESA di Lidah Wetan. Ternyata sesuai kesepakatan teman-teman di BBM untuk tiba pukul 09.00 WIB hanya sebuah cerita manis di BBM. Ketika saya menginjakan kaki di gedung PPG masih sepi dan dari kloter Raja Ampat hanya Fendik seorang diri.

Ada teman SM-3T dari Maluku Barat Daya sudah berkumpul dari pagi. Mereka berencana akan ke Jember untuk bersilaturahmi di rumah Alm. Isnaini yaitu salah satu teman seperjuangan SM-3T dari MBD yang gugur saat menjalankan tugas. Memang resiko saat bertugas sudah dipaparkan sebelum test wawancara. Teringat satu tahun yang lalu kami semua di kumpulkan untuk melihat video perjuangan guru SM-3T. Saat itu SM-3T angkatan dua berduka karena harus kehilangan dua guru hebat di tempat tugas yaitu di Aceh. Setelah pemutaran video, panitia mengatakan kepada kami, jika masih ada keraguan maka bisa meninggalkan ruangan karena yang dibutuhkan adalah tekad yang kuat dan iklas menjalani pengabdian nan jauh dari Jawa.

Pukul 9.30 WIB beberapa teman sudah menampakan diri, ternyata ada beberapa yang masih jilid, ada yang print ada yang burning . Tak lupa sebelum mengumpulkan laporan kami bernasis ria karena telah sebulan kita tidak berkumpul bersama.

Raja Ampat dengan gaya jari tangan membentuk huruf R dan 4


Personil kami tidak lengkap, ada beberapa teman yang menitip laporan dengan memaketkan karena faktor jarak tempuh yang jauh. Selain itu ada yang masih belum selesai mengerjakan karena batas maksimal pengumpulan adalah besok.

Setelah bernasis ria di lantai dasar kami menyerahkan laporan di lantai dua, dan jepret-jepret lagi


Lanjut turun lagi untuk ambil sertifikat. Teman-teman begitu bahagia pengabdian setahun bisa mendapatkan sertifikan yang luar biasa 

angkat sertifikatnya teman-teman 
Senyum bahagia terpancar karena pernah menghirup kehidupan nan jauh disana. Jauh dari orang tua, keterbatasan fasilitas, menemukan budaya dan teman baru serta membagikan ilmu kepada yang membutuhkan di daerah 3T. Walau hanya satu tahun kami mengabdi disana, tapi pengalaman yang luar biasa yang kami peroleh. menjadi lebih dewasa dan menyukuri artinya hidup. 
Ingat saat berangkat ada keraguan dalam diri apakah saya bisa menjalaninya, dan ternyata saya BISA :-) . pa yang menjadi ketakutan di dalam fikiran belum tentu selamanya benar sebelum menjalani menjadi lakonnya karena suatu hipotesis harus dibuktikan.

Karena saya sudah punya janji kepada Mas Irfan untuk membawakan sedikit oleh-oleh dari Lilinta, saya menghabiskan waktu untuk menunggu jam 3 sore di rumah Yuli  yang lokasinya dekat dengan Gedung P3G. Trimakasih sekali telah kepada Yuli yang telah menjamu untuk makan siang dengan menu bakso dan es campur :-) .

Setelah itu, saya mengantarkan oleh-oleh karena mas Irfan mengajar full di sekolah. Mas Irfan merupakan rekan SM-3T angkatan 3 yang di tugaskan di Lilinta. Itu adalah momen pertama saya bertemu dengannya karena secara kebetulan dia PPG di UNESA yang sebelumnya ikut SM-3T dari LPTK UNM. Saya bawakan sagu buatan mace lilinta, dan selamat menikmati sagunya ditemani segelas kopi di P3G. Angap saja lagi di Lilinta mas :-)

Bersama teman-teman, kami melanjutkan di Suka-Suka untuk karaoke sejenak untuk melepas penat telah bergulit dengan laporan. Mengetahui tempat, terlintas kenangan Karaoke di NAV Sorong dengan ruangan yang jauh berbeda. Disini kami bisa kesana kemari untuk bergaya karena ruangan yang begitu luas. 

karaoke bersama
Begitu meriah dan heboh selama dua jam, hingga petugas tidak mengingat waktu selesainya. Saya berpisah dengan Yuli, Ayu dan Masha. Sedangkan grup Misool yaitu saya, Eva dan Fina melanjutkan perjalanan ke Royal Plaza untuk makan malam sekalian menunggu Maya selesai memberikan les privat.

Di Royal Plaza kami memesan makanan dengan menu nasi goreng dengan porsi jumbo seharga 25 ribu. Beli satu dibagi bertiga itulah kebersamaan kami saat di tempat tugas, mangan gak mangan sing penting ngumpul. Selesai makan kami menuju di Kampus UNESA Ketintang karena Maya sudah menunggu disana.
Metihat danau Unesa di Malam hari merupakan kali pertama bagi saya, karena selama danau ranum Unesa sudah ada, saya belum pernah kesini pada saat malam hari, dan itu merupakan moment pertama. 

Tak terasa waktu sudah larut, kami kembali pulang. Eva dan Fina ikut bersama saya, dan tidur bersama di tempat Pak De. Sekasur untuk bertiga mengenang saat di Rumah Kepsek selalu tidur bertiga .
 

Thursday 17 September 2015

Perjalanan Laporan Akhir Tahun SM-3T | Edisi Malang (Bagian I)

Pagi ini, saya lagi bersemangat untuk menulis cerita di Blog. Banyak ide dan cerita yang terkadang hanya disiarkan dikepala tapi susah sekali untuk menuangkan dalam bentuk tulisan.
Spirit yang membara dan akhirnya harus disegerakan.

Setelah sebulan kepulangan di Tanah Jawa, pihak LPTK memberikan batas toleransi untuk mengumpulkan laporan akhir tahun hingga 15 September 2015. Berhubung laptop masih sekarat karena LCD retak akibat kelalaian saya saat di tempat tugas, akhirnya membuat saya menunda untuk mengerjakan hingga laptop kembali ke semula.
Dibantu Mas Yanuar dalam mengurusi laptop, ternyata LCD yang rusak harus diganti dengan LCD yang baru dan habis 600 ribu. (LCD Asus EE PC). Terimakasih atas bantuannya apalagi sampai detik ini masih ngutang :-D. 

LCD baru dan mulus 

Yes, akhirnya laptop sudah bisa dipakai dan semangat bekerja.
Tapi apa daya, rasa malas kadang melanda dalam perjalanan menuju final laporan.

"Power of KEPEPET" istilah ini saya adaptasi dari teman , dan  akhirnya berjalan juga sampai rela lembur dan bergadang dengan serius mengerjakan di detik-detik akhir pengumpulan.
Semula punya rencana sebelum hari sabtu harus selesai, ternyata saat berangkat ke Malang harus membawa pekerjaan. 
Sabtu, 12 September 2015 Perjalanan Nganjuk-Surabaya via Malang dengan rencana semula berangkat pukul 7.00 WIB  eh....yang jemput molor sampai jam 10.00 WIB.

Panas-panas menuju Malang menaiki sepeda motor dan melihat pemandangan hutan yang kering-kerontang.
Lama gak naik motor, pas dibonceng pantat jadi pegel, dan mampir sejenak di Pujon untuk istirahat di Omah Kayu. Dengar-dengar lagi HITS tempat wisata ini, dan ajang selfie anak gaul gitu di Instagram/Path.
Karena penasaran seperti apa, akhirnya kesana juga. Jalanan yang cukup menanjak dan curam harus berhati-hati apalagi jika musim hujan.

Bayar karcis 5000/orang, tempat wisata ini di kelola dinas Kehutanan lho.Sampai disana narsis dulu hahha


Iconnya Omah Kayu 
Karena musim kemarau, tanah terlihat kering sekali dan debu berterbangan kema-mana. Pengunjung saat itu sangat ramai, dan dipenuhi aura anak muda.

Saat berjalan ke tujuan utama yaitu OMAH. ternyata apa yang terjadi.
Papan informasi di depan pagar
Yup...saya tidak beruntung sekali untuk melihat Omah Kayu. 
Kalau begitu harusnya petugas memberikan informasi di depan pembelian tiket agar wisatawan tidak kecewa. Untuk mengobati kekecewaan saya menikmati pemandangan disekitarnya, melihat kota Batu dan Malang dari atas bukit dengan ditemani teriknya matahari.
Paralayang 

Kota Malang dan Batu dari ketinggian 
Kami melanjutkan perjalanan ke Kota Malang setelah beristirahat sejenak dan menuju di Keladai Mie Tomcat di dekat Kampus Malang Kucecwara. Hari ini merupakan pembukaan perdana yang sebelumnya tempayt makan ini berada di Jalan Soekarno-Hatta, Malang

Tomcat yang baru 

Istirahat sejenak sambil silaturahmi dengan teman-teman disini, sekalian pembagian harta gono-gini batu Raja Ampat hhe dan berakhir mengerjakan laporan lagi dari Sore hingga pukul 19.00 WIB Alhamdulillah Finish :-)....MERDEKA ....................!!!!!!!!!!!
Besok pagi lanjut proses ke Percetakan untuk Print, Soft Cover dan Burning dan melanjutkan agenda jalan jalan dulu sebelum menuju kota Pahlawan .