Siang ini, pukul 11.00 WIB
sebuah motor orange berhenti di depan rumah. Ia membuka tas hitam besar yang
diletakkkan di bahu jok motornya. Suara bapak yang memangil namaku “Nita, Ada
pak pos, ada paketan dari Sorong!!” membuat saya bangun dari kursi merah,
lalu berlari kecil kearah sumber suara. Sebuah paket terbungkus rapi dengan
jelas tertera namaku di paket itu, ujung bawah terdapat tulisan yang tak asing “Rangga and Salsabila Raja Ampat” kemudian
pak pos memintaku untuk menandatangani resi.
Yap...itu merupakan paket dari kedua anak yang selalu saya rindukan
selama lima bulan sejak meninggalkan
tanah leluhur dari keempat Raja. Rangga dan Caca merupakan anak dari pasangan dari Bapak Asnan dan Ibu
Fadillah. Mereka sudah selayaknya keluarga sendiri saat saya bersama teman tugas
mengabdi selama satu tahun. Rangga
merupakan putra pertama dan saat ini
menginjak bangku SD kelas IV di SDN 16 Lilinta, sedangkan caca merupakan anak
kedua, dipertengahan tahun 2015 ia usai menyelesaikan bangku Taman
Kanak-Kanak dan melanjutkan di sekolahan yang sama dengan kakaknya
.
Ternyata paketan ini berisi makanan favorit saat saya disana yaitu ikan
tumbuh (abon) dan beberapa sagu. Susah cari sagu di Jawa apalagi pohonnya.
paketan |
Aroma sagu yang khas, sagu kering |
Ikan tumbuh atau abon |
Awal bulan Februari, keluarga ini akan melangsungkan kegiatan
Sunatan untuk kedua anak mereka. Sunatan untuk laki-laki dan wanita yang sudah cukup usia.
Memang ada yang berbeda, saat ini melakukan khitan hanya untuk
laki-laki.
Sehari sebelum acara dilaksanakan kegiatan baca doa bersama,
kemudian paginya dilaksanakan khitan dan dilanjutkan puncak acara yaitu saling
bersalaman/ famajal kepada orang tua
serta anak-anaknya yang dikhitan. Uniknya disini adalah acara famajal dibagi
menjadi tiga. Yang pertama famajal dari pihak keluarga bapak saling bersalaman
dan memberikan salam tempel. Saat memberikan ada yang mencium, memeluk, hingga
memberikan makanan ke mulut bapak tersebut seperti pinang atau yang lainnya. Itu
merupakan ungkapan kebahagiaan kepada keluarga. Kemudian dilanjutkan Keluarga
Ibu dan terakhir adalah Umum/masyarakat umum. Hasil dari Famajal diumumkan diakhir acara.
Setelah acara selesai dilanjutkan hiburan yaitu lompat gabah dari 4 bilah bambu/pelepah sagu yang disusun silang lalu diiringi suara
pukulan tipa/rabbana dan nyanyian mengunakan bahasa daerah. Pemain akan
melompat ke dalam belah bambu yang terbuka. Permaian ini tak mengenal
usia, tua-muda saling asik memainkan permainan tradisional ini.
Rindu sekali dan ingin menghadiri acara itu, hanya bisa memandang melalui gambar sambil ditemani secangkir kopi dan sagu yang dapat mengobati kerinduan .
Rindu sekali dan ingin menghadiri acara itu, hanya bisa memandang melalui gambar sambil ditemani secangkir kopi dan sagu yang dapat mengobati kerinduan .
No comments:
Post a Comment